Seorang pemuda bertanya kepada Habib Umar: “Kenapa engkau membiarkan murid-muridmu menunduk bandannya dan mencium tanganmu berbolak balik? Tidak tahukah engkau itu perbuatan yang syirik? Engkau seoalah-olah membuat murid-muridmu menyembah sesama mahkluk?, tidakkah hanya Allah lah yang layak disembah? Tunduk atau menunduk kepada makhluk adalah perbuatan syirik.”
Habib Umar hanya tersenyum mendengar ucapan dan pertanyaan dari seorang pemuda tersebut. Lantas Habib Umar memanggil pemuda tadi dan mendekatinya. Habib Umar mengambil pen yang ada di dalam saku baju pemuda tersebut kemudian menjatuhkannya kebawah.
Ketika si pemuda ini menundukkan kepala dan badannya kebawah guna mengambil pen tersebut, Habib Umar menahannya dan berkata:
“Jangan menunduk!, tidakkah menunduk kepada makhluk adalah bathil?”
“Tidak, aku hanya ingin mengambil penaku dibawah.”
Lantas Habib Umar berkata:
“Aku ini ibaratkan pen, seorang pencari ilmu tidak akan mendapat ilmu jika tidak mempunyai pen, begitu juga dengan murid-muridku, mereka menghargai dan menghormatiku bukan atas permintaaanku, aku tidak pernah memaksa, aku tidak pernah menyuruh mereka mencium tanganku,
tetapi ketahuilah wahai pemuda; Seorang tholabul ilim tidak akan mendapatkan setetespun ilmu yang bermanfaat jika dia tidak menghormati gurunya.”
http://www.fiqhmenjawab.net/2016/04/habib-umar-bin-hafidz-hormatilah-guru-agar-ilmunya-bermanfaat/
Post A Comment:
0 comments:
Posting Komentar