Halaman

Cari

Penyakit Akibat Pikiran Negatif Menurut Ilmuan Islam

Share it:


Dr.Masaru Emoto San dalam bukunya yang berjudul “The True Power of Water.” membahas dengan jelas bahwa berpikir negativ yang terus menerus akan meresonansi organ-organ tubuh tertentu sehingga organ-organ tubuh tersebut tidak bisa berfungsi dengan maksimal, akibat selanjutnya akan dapat menimbulkan berbagai penyakit degeneratif, dari yang ringan hingga yang fatal. Misalnya, bila sering cemas, maka lambung akan terresonansi, akibatnya akan terjadi gangguan pencernaan berat, yang dalam jangka panjang lambungnya akan tidak sehat.

Secara ringkas hasil penelitian Dr.Masaru tentang berpikir negativ dan penyakit yang bisa ditimbulkan, sebagai berikut:

Bahwa jika kita sering membiarkan diri kita stress, maka kita akan mengalami gangguan pencernaan.
Bila kita sering khawatir, kita bisa terkena sakit punggung.
Bila kita mudah tersinggung, maka kita akan terkena insomnia (susah tidur).
Bila sering kebingungan, akan terkena sakit tulang belakang bagian bawah.
Bila sering membiarkan rasa takut yg berlebihan, akan mudah terkena penyakit ginjal.
Bila suka cemas akan diikuti sakit dyspepsia (sulit mencerna).
Bila suka marah bisa sakit hepatitis.
Bila sering apatis/acuh terhadap lingkungan, bisa mengakibatkan vitalitas melemah.
Bila Anda sering tidak sabar, bisa mengakibatkan diabetes (sakit gula).
Bila sering merasa kesepian, bisa mengakibatkan sakit demensia senelis (memori dan kontrol fungsi tubuh berkurang & bisa menyebabkan kematian)
Bila sering bersedih, bisa menderita leukemia (yg belum ada obatnya)
Bila selalu dengki/iri hati terhadap seseorang, mudah mengakibatkan kulit bernanah atau cantengan.
Kalau Anda mau disimpulkan lagi, mengenai pikiran negativ apa saja yang bisa menimbulkan penyakit, inilah jawabannya: “stress,” “khawatir,” “tersinggung,” “bingung,” “takut yg berlebihan,” “cemas,” “marah,” “apatis,” “tidak sabar,” “kesepian,” “sedih” dan “dengki/iri hati.”
Pendapat Ilmuan Islam Perintis Pengobatan Penyakit Jiwa
Abu Zayd Ahmed ibnu Sahl al-Balkhi (850-934)

Konsep kesehatan mental atau  al-tibb al-ruhani pertama kali diperkenalkan dunia kedokteran Islam oleh seorang dokter dari Persia bernama Abu Zayd Ahmed ibnu Sahl al-Balkhi (850-934). Dalam kitabnya berjudul  Masalih al-Abdan wa al-Anfus (Makanan untuk Tubuh dan Jiwa), al-Balkhi berhasil menghubungkan penyakit antara tubuh dan jiwa. Ia biasa menggunakan istilah  al-Tibb al-Ruhani untuk menjelaskan keseharan spritual dan kesehatan psikologi.
Sedangkan untuk  kesehatan mental dia kerap menggunakan istilah  Tibb al-Qalb . Ia pun sangat terkenal dengan teori yang dicetuskannya tentang kesehatan jiwa yang berhubungan dengan tubuh. Menurut dia, gangguan atau penyakit pikiran sangat berhubungan dengan kesehatan badan. Jika jiwa sakit, maka tubuh pun tak akan bisa menikmati hidup dan itu bisa menimbulkan penyakit kejiwaan,  tutur al-Balkhi.

Menurut al-Balkhi, badan dan jiwa bisa sehat dan bisa pula sakit. Inilah yang disebut keseimbangan dan ketidakseimbangan. Dia menulis bahwa ketidakseimbangan dalam tubuh dapat menyebabkan demam, sakit kepala, dan rasa sakit di badan. Sedangkan, ketidakseimbangan dalam jiwa dapat mencipatakan kemarahan, kegelisahan, kesedihan, dan gejala-gejala yang berhubungan dengan kejiwaan lainnya.

Dia juga mengungkapkan dua macam penyebab depresi. Menurut dia, depresi bisa disebabkan alasan yang diketahui, seperti mengalami kegagalan atau kehilangan. Ini bisa disembuhkan secara psikologis. Kedua, depresi bisa terjadi oleh alasan-alasan yang tak diketahui, kemukinan disebabkan alasan psikologis. Tipe kedua ini bisa disembuhkan melalui pemeriksaan ilmu kedokteran atau Terapi oleh ahli dibidangnya.
Ali ibnu Sahl Rabban al-Tabari
peradaban Islam juga memiliki dokter kejiwaan bernama Ali ibnu Sahl Rabban al-Tabari. Lewat  kitab  Firdous al-Hikmah yang ditulisnya pada abad ke-9 M, dia telah mengembangkan psikoterapi untuk menyembuhkan pasien yang mengalami gangguan jiwa.  Al-Tabari menekankan kuatnya hubungan antara psikologi dengan kedokteran.
Menurut dia, untuk mengobati pasien gangguan jiwa membutuhkan konseling dan dan psikoterapi. Al-Tabari menjelaskan, pasien kerap kali mengalami sakit karena imajinasi atau keyakinan yang sesat. Untuk mengobatinya, kata al-Tabari, dapat dilakukan melalui ”konseling bijak”. Terapi ini bisa dilakukan oleh seorang dokter yang cerdas dan punya humor yang tinggi. Caranya dengan membangkitkan kembali kepercayaan diri pasiennya.
Al-Razi
Melalui kitab yang ditulisnya yakni  El-Mansuri dan  Al-Hawi , dokter Muslim legendaris al-Razi  juga telah berhasil mengungkapkan definisi symptoms (gejala) dan perawatannya untuk menangani sakit mental dan masalah-masalah yang berhubungan dengan kesehatan mental.
Al-Razi juga tercatat sebagai dokter atau psikolog pertama yang membuka ruang psikiatri di sebuah rumah sakit di Kota Baghdad.  Pemikir Muslim lainnya di masa keemasan Islam yang turut menyumbangkan pemikirannya untuk pengobatan penyakit kejiwaan adalah Al-Farabi. Ilmuwan termasyhur ini secara khusus menulis risalah terkait psikologi sosial dan berhubungan dengan studi kesadaran.
Ibnu Zuhr, alias Avenzoar
Ibnu Zuhr, alias Avenzoar  juga  telah berhasil mengungkap  penyakit syaraf secara akurat. Ibnu Zuhr juga telah memberi sumbangan yang berarti bagi neuropharmakology modern.
Ibnu Rusyd atau Averroes
Yang tak kalah penting lagi, Ibnu Rusyd atau Averroes  ilmuwan Muslim termasyhur – telah mencetuskan adanya penyakit Parkinson’s.
Sejarawan Francis Bacon menyebut Al-Haitham sebagai ilmuwan yang meletakkan dasar-dasar psychophysics dan psikologi eksperimental. Berdasarkan hasil penelusuran yang dilakukannya, Bacon merasa yakin bahwa Al-Haitham adalah sarjana pertama yang berhasil menggabungkan fisika dengan psikologi, dibandingkan Fechner yang baru menulis  Elements of Psychophysics pada tahun 1860 M. Begitulah, kedokteran dan psikologi Islam mengembangkan pengobatan penyakit jiwa.  heri ruslan



http://tanbihun.com
Share it:

Artikel

hikmah

Post A Comment: