Halaman

Cari

WAHABI DAN MISI ZIONIS YAHUDI DALAM MEMECAH BELAH UMAT ISLAM

Share it:
Oleh: Mundzir Ahmad http://www.islam-institute.com

KETIKA FATWA WAHABI/SALAFI BERGANDENG MESRA DENGAN MISI ZIONIS

Beberapa tahun yang lalu ketika usiaku masih belasan tahun dan sedang pendidikan di sebuah Pesantren, aku mendapati selebaran yang berisi peringatan terhadap kaum Muslimin untuk mewaspadai misi Zionis, diantara yang kami ingat adalah :
1. PISAHKAN UMMAT ISLAM DARI ULAMA’NYA
2. PISAHKAN UMMAT ISLAM DARI NABINYA
3. PISAHKAN UMMAT ISLAM DARI KITAB SUCINYA ( AL QUR’AN )
4. PECAH BELAH DAN HANCURKAN !
Beberapa tahun setelah aku kembali ke kampung, kami dapati fenomena SALAFI/WAHABI, dan ketika kami mencermati dogma (ajaran) serta cara mereka “berdakwah” (menyampaikan ajarannya), timbul kecurigaan kuat mereka adalah kaki tangan ZIONIS. Kecurigaan kami bukan tanpa qorinah/alasan, berikut mari bersama kita cermati secara kritis dengan fikiran dan hati yang jernih tentang beberapa fatwa SALAFI/WAHABI sekaligus effek yang terjadi dalam konteks keselarasan fatwa-fatwa tersebut dengan misi ZIONIS :

Misi 1: PISAHKAN UMMAT ISLAM DARI ULAMA’NYA

Misi ini bertujuan agar Ummat Islam kehilangan central command/ komando yang terpusat dalam segala hal, baik dalam berpolitik, bersosial, beragama, serta menghilangkan methode yang benar dalam memahami agama. Mereka sadar bahwa kegagalan mereka selama ini diakibatkan oleh kuatnya semangat dan persatuan kaum muslimin dalam melawan mereka. Dan semangat serta persatuan kaum muslimin tersebut faktanya berpusat pada para Ulama. Fakta terbaru, adalah betapa dahsyat akibat/effek dari “Resolusi Jihad” (22-Okt-1945) yang dikeluarkan oleh KH. Hasyim Asy’ari (NU) juga betapa dahsyat dampak dari seruan para Ulama dalam menumpas PKI.
Fatwa Wahabi/Salafi yang disinyalir “Mendukung” misi tersebut diantaranya adalah :

1. SESATNYA MADZHAB ASYA’IROH/ASY’ARIYAH DAN MATURIDIYAH

Bukti paling dekat atas fatwa tersebut adalah buku yang berjudul “Mulia Dengan Manhaj Salaf” yang ditulis oleh Ust. Yazid Ibn Abdil Qodir. Dalam buku tersebut pada bab terakhir dengan gamblang Ust. Yazid Jawas mengelompokkan Asy’ariyah dan Maturidiyah sebagai kelompok sesat dan menyesatkan. Sebuah buku yang kontradiktif dengan buku yang mereka ciptakan sebelumnya yang merupakan Tahrif (penyimpangan) dari al Ibanah yang berjudul “Buku Putih Imam Al Asy’ari” dengan penerjemah Abu Ihasan Al Atsari, penerbit At Tibyan.

2. PROPAGANDA : PARA ULAMA’ ADALAH MANUSIA YANG TIDAK MA’SHUM (Tidak terjaga dari salah)

Propaganda “Para Ulama’ Adalah Manusia Yang Tidak Ma’shum” adalah “Kalimatu Haqqin Uriida Biha Al Bathil” (pernyataan yang benar yang disertai misi bathil). Propaganda ini berperan untuk mendorong ummat Islam keluar dari Madzahib yang mu’tabar dan beralih kepada “Madzhab” yang mereka bangun (Madzhab yang tidak bermethode dalam memahami al qur’an dan assunnah). Propaganda ini mengesampingkan pesan Alloh : “Maka bertanyalah kalian pada Ahlidz Dzikri jika kalian tidak tahu” (An Nahl : 43 dan Al Anbiya’ : 7)
Effek lain dari propaganda ini dapat anda buktikan dalam sikap Prof. Salim Bajri ketika berdialog dengan Buya Yahya dalam Tema “Sampainya Pahala Kebaikan Yang dihadiahkan untuk orang-orang yang telah meninggal”. Dalam dialog tersebut sang Prof enggan menerima pendapat para ulama dengan alasan mereka tidak ma’shum.

3. TUDUHAN “TA’ASSHUB” (FANATIK) TERHADAP PARA PENGANUT MADZHAB
4. TUDUHAN “GHULUW” (BERLEBIHAN) BAHKAN MUSYRIK TERHADAP UMMAT ISLAM YANG MENGHORMATI PARA ULAMA DENGAN CARA MENCIUM TANGAN
5. HARAMNYA TAWASSUL DENGAN ORANG-ORANG SHOLIH YANG SUDAH MENINGGAL

Effek lain yang ditimbulkan dari fatwa-fatwa dan propaganda tersebut diantaranya adalah :
a. Hilangnya atau setidaknya berkurangnya trust/kepercayaan ummat islam terhadap para Ulama’ khususnya yang bermadzhab Asy’ariyah atau Maturidiyah semacam Imam Ibnu Hajar Al Asqolani, Imam An Nawawi, Imam Al Haitami, Imam Al Qurthubi, bahkan sebagian besar Pengarang “Al Kutub As Sittah” serta ratusan ulama yang lain.
b. Membuang semua/sebagian pendapat para ulama Asy’ariyah & Maturidiyah yang tidak sesuai misi mereka.
c. Bebas men-tahrif (merubah) karya-karya mereka yang tidak sesuai keinginan dan bahkan membakarnya, karena dianggap karya orang-orang sesat.
d. Menggantikan peran/pendapat para Ulama’ sejak abad ketiga hingga abad 19 (Munculnya Muhammad Ibn Abdil Wahab) dengan para “ulama” yang mereka ciptakan diabad 19 dst…
e. Cukup banyak ulama’ yang pemikirannya dijauhkan dari ummatnya.
f. Menghilangkan atau setidaknya mengurangi rasa hormat Ummat Islam terhadap para Ulama’nya.
g. Menghilangkan atau setidaknya mengurangi kepatuhan Ummat Islam terhadap para Ulama’nya.
h. Menghilangkan methode yang benar dalam mamahami Islam. (hal ini penting untuk misi yang lain)
i. Ibarat hutan yang telah ditinggal “Macan”nya, dan yang tersisa hanyalah “Macan” ompong piaraan dengan fatwa-fatwa aneh.
j. dll

Misi 2: PISAHKAN UMMAT ISLAM DARI NABINYA

Misi ini penting, mengingat ikatan emosiaonal ummat islam dengan Rosululloh –shollallohu ‘alaihi wasallam- adalah faktor fital yang mampu membuat Ummat Islam rela mengorbankan segalanya.
Adapun Fatwa dan Tindakan yang disinyalir “Mendukung” misi tersebut adalah :

1. HARAMNYA BEPERGIAN MENZIYARAHI (QUBBATUL HADHROO’) MAQBAROH ROSULULLOH SAW

Anda yang pernah menziyarahi Makam Rosululloh –shollallohu ‘alaihi wasallam-pasti tahu effek emosiaonal bagi penziyarah baik ketika berziyarah ataupun sesudahnya…. Betapa hati yang normal takkan mampu membendung air mata ketika berada di pusara mulia beliau… Rasa haru, bahagia, malu, rindu, bangga, terimakasih, bercampur dalam sebuah hidangan istimewa berupa “Mahabbah” (rasa cinta) yang tidak dapat diungkapkan dengan kata….
Anehnya menurut teman-teman yang pernah muqim di Saudi, ada ulama’ kebanggaan Wahabi (maaf tidak disebut nama karena orangnya sudah meninggal) yang bersyukur karena tidak pernah menziyarahi makam Nabi selama 25 tahun tinggal di Madinah…hingga pra santri disana bilang : “Memang Nabi nggak mau ketemu anda”….

2. HARAMNYA PELAKSANAAN MAULID NABI SAW

Mereka sadar betul akan effek tumbuhnya rasa cinta kepada Nabi Muhammad –shollallohu ‘alaihi wasallam- melalui pujian dan pembacaan siroh Nabi yang ada dalam kitab-kitab maulid yang identik lebih mengangkat sisi Irhash dan Mu’jizat Nabi. Fakta telah membuktikan effek Maulid yang terjadi pada masa Sholahuddin Al Ayyubi, bahkan fakta terbaru adalah betapa dahsyat effek “Sholawat Badar” dalam membakar semangat ummat Islam guna menumpas PKI.

3. HARAMNYA TAWASSUL DENGAN NABI SAW SETELAH WAFAT

Hal ini jika kita cermati argument mereka kita dapati sebuah fakta : Menghilangkan atau setidaknya mengurangi pemahaman Ummat Islam terhadap Nabinya dalam aspek Nubuwwah dan lebih menonjolkan aspek Bsyariyah Nabi (sisi kemanusiaan). Bukti dari effek tersebut adalah pernyataan Ulama kebanggaan mereka yang menyatakan bahwa : ”Tongkatnya lebih berguna daripada Rosululloh yang sudah wafat”.
Dan bukti lain adalah sikap Prof. Salim Bajri ketika berdialog dengan Buya Yahya dalam Tema “Sampainya Pahala Kebaikan Yang dihadiahkan untuk orang-orang yang telah meninggal”. Dalam dialog tersebut sang Prof tidak puas ketika diajukan hadits shohih dari Imam Al Bukhori dengan dalih Nabi Muhammad bisa salah berdasar QS: ‘Abasa…

4. MENGHILANGKAN SITUS-SITUS BERSEJARAH YANG BERKAITAN DENGAN ROSULULLOH SAW DAN PARA SAHABAT

Effek yang ditimbulkan dari tindakan tersebut adalah : Hilangnya bukti fisik perjuangan Rosululloh dan para sahabat yang dapat membangkitkan semangat dan keimanan Ummat Islam.
Jika dalam penghancuran situs-situs bersejarah tersebut Salafi/Wahabi beralasan “Syaddudz Dzari’ah” (mencegah kemungkaran yang mungkin ditimbulkan) yakni sikap “Ghuluw” (berlebihan), maka faktanya mereka mengalihkan sikap “Ghuluw” tersebut kepada Syeh Al ‘Utsimin dengan membangun museum Yayasan Al ‘Utsaimin. Dimana dalam museum tersebut tidak hanya karya sang Syekh yang dihormati, bahkan pena terakhir sang Syekh-pun ditempatkan ditempat khusus dalam etalase mahal… aneh…

Misi 3: PISAHKAN UMMAT ISLAM DARI AL QUR’AN

Kita semua tahu arti dan peran Kitab Suci bagi semua pemeluk agama, maka sangat wajar jika misi ketiga ini menjadi misi penting. Adapun fatwa dan propaganda Salafi/Wahabi yang disinyalir “Mendukung” misi tersebut diantaranya adalah :

1. HARAM MENGIKUTI MADZHAB TERTENTU

Silahkan anda baca Fatwa Syeh Albani tentang masalah tersebut… dan silahkan anda bayangkan ketika kaum awam melepaskan diri dari tuntunan para ulama dalam memahami al qur’an… Bukti akan adanya effek tersebut adalah propaganda yang didengungkan MTA, yakni : “Ngaji ko’ kitab kuning, Ngaji ya al qur’an sak maknanya”. Dan akibatnya fatwa-fatwa mereka ngawur dan paling ironis dengan enteng mereka mengkafirkan sesama saudara Muslim….

2. JARGON “KEMBALI KEPADA AL QUR’AN DAN AS SUNNAH”

Coba kita cermati akibat yang ditimbulkan dari keberanian orang-orang awam menginterpretasikan al qur’an tanpa sarana ilmu yang memadahi… disamping pemahaman yang kontradiktif, mereka telah lepas dari nafas al qur’an itu sendiri, sehingga begitu mudah mereka mengkafirkan sesama ummat islam…
Hal inilah yang diwanti-wanti Rosululloh dalam sabdanya :
يَدْعُونَ إِلَى كِتَابِ اللَّهِ وَلَيْسُوا مِنْهُ فِى شَىْءٍ مَنْ قَاتَلَهُمْ كَانَ أَوْلَى بِاللَّهِ مِنْهُمْ قَالُوا : يَا رَسُولَ اللَّهِ مَا سِيمَاهُمْ قَالَ : التَّحْلِيقُ .
” Mereka mengajak pada kitab Allah tetapi justru mereka tidak mendapat bagian sedikitpun dari Al-Qur’an. Barangsiapa yang memerangi mereka, maka orang yang memerangi lebih baik di sisi Allah dari mereka “, para sahabat bertanya “ Wahai Rasul Allah, apa cirri khas mereka? Rasul menjawab “ Bercukur gundul “. (Sunan Abu Daud : 4765)
سَيَخْرُجُ قَوْمٌ فِي آخِرِ الزَّمَانِ أَحْدَاثُ الْأَسْنَانِ سُفَهَاءُ الْأَحْلَامِ يَقُولُونَ مِنْ خَيْرِ قَوْلِ الْبَرِيَّةِ لَا يُجَاوِزُ إِيمَانُهُمْ حَنَاجِرَهُمْ يَمْرُقُونَ مِنْ الدِّينِ كَمَا يَمْرُقُ السَّهْمُ مِنْ الرَّمِيَّةِ فَأَيْنَمَا لَقِيتُمُوهُمْ فَاقْتُلُوهُمْ فَإِنَّ فِي قَتْلِهِمْ أَجْرًا لِمَنْ قَتَلَهُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
“ Akan keluar di akhir zaman, suatu kaum yang masih muda, berucap dengan ucapan sbeaik-baik manusia (Hadits Nabi), membaca Al-Quran tetapi tidak melewati kerongkongan mereka, mereka keluar dari agama Islam sebagaimana anak panah meluncur dari busurnya, maka jika kalian berjumpa dengan mereka, perangilah mereka, karena memerangi mereka menuai pahala di sisi Allah kelak di hari kiamat “.(HR. Imam Bukhari ,Muslim)
Selanjutnya misi Zionis yang ke 4 (empat):

Misi 4: PECAH BELAH LALU HANCURKAN !!!

Inilah tujuan pokok dari misi-misi penghantar yang kami sebutkan diatas. Sebagaimana di wanti-wantikan Alloh dalam al qur’an :

وَلَنْ تَرْضَى عَنْكَ الْيَهُودُ وَلَا النَّصَارَى حَتَّى تَتَّبِعَ مِلَّتَهُمْ

“Dan orang-orang Yahudi dan Nashrani tidak akan rela kepadamu (Muhammad) sebelum engkau mengikuti agama mereka” (QS : Al Baqoroh:120)
Sedang tindakan kongkrit dalam mendukung misi ini adalah menciptakan kelompok yang menyimpang yang mereka lindungi atas nama HAM semisal “AHMADIYAH” di India, dan disaat bersamaan mereka ciptakan “WAHABI” di Timur Tengah, sebuah kelompok yang berhasil membuat Ummat Islam saling menghujat, saling mengkafirkan, dst….
Lantas adakah korelasinya misi Zionis tersebut dengan fatwa dan atau propaganda diatas ? Mari kita cermati bersama :
bagaimanakah jadinya ketika Ummat Islam sudah tidak lagi menghormati figur-figur yang dapat meredam pertikaian dan mempersatukan ummat, yakni para Ulama? Dan apa jadinya ketika Ummat Islam memandang dan memahami Nabinya hanya dari aspek Basyariyah ? dan apa jadinya ketika Ummat Islam yang tidak memiliki sarana ikut-ikutan berijtihad dan mengesampingkan tuntunan para Ulama?
Fakta yang sudah didepan mata adalah PERPECAHAN UMAT ISLAM !
Wal ‘Iyaadz Billah…
Share it:

Artikel

Post A Comment: