Saya mempunyai teman pengajian setelah mendengar cerita-cerita dari para kiyai di Majlis Ta'limnya soal Waliyullah yang mampu begini dan begitu dengan semangatnya dia mengajak rekan yang lainnya untuk berangkat ke Jawa Tengah untuk masuk tarekat dan berbai'at kepada seorang mursyid. Setelah beberapa tahun masuk, saya mengamatinya tidak lagi mengamalkan wiridan-wiridan yang diberikan sang mursyid, bahkan dia sering kumpul-kumpul dengan jama'ah pengajian lainnya dengan mempelajari ilmu kekebalan, pengobatan dan lain-lain. Suatu hari kami bertemu di rumah kawan dan bercerita banyak tentang kegiatan terakhirnya bersama kawan-kawannya, rupanya dia berpikir bahwa dengan masuk tarekat bisa pula menjadi sakti, terbang, kebal dan sebagainya.
Berdasarkan pengalaman teman saya tersebut perlulah kami uraikan di sini sumber ilmu, metode, dan pokok – pokok yang membedakan antara Ilmu Hikmah dan ilmu Tasawuf.
APA ITU ILMU HIKMAH DAN ILMU TASAWUF
Ilmu hikmah adalah ilmu yang dipelajari dengan metode zikir dan doa yang tidak bertentangan dengan akidah dan syari'at Islam, ditujukan untuk urusan duniawi seperti pengobatan, kekebalan, pangkat, karir, perjodohan, pengasihan dan lain-lain.
Ilmu tasawuf itu erat kaitannya dengan ilmu tarekat dan ilmu syari'at, keduanya tidak bisa dipisahkan. Mempelajari Tasawuf tanpa syari'at itu jelas tidak dibenarkan. Untuk mempelajari tasawuf, harus mempelajari ilmu syari'at dulu. Syari'at sudah mengatur dan menjadi dasar. Kalau dipelihara dengan baik akan berbuah tarekat. Pakaian di antara tarekat tersebut adalah tasawuf. la mengatur bagaimana menjaga perbuatan, iman, amal dan Islam. Yaitu untuk mengantisipasi datangnya penyakit penyebab rusaknya amal, itulah yang disebut tasawuf. Maka itu inti dari tasawuf adalah akhlak dan adab atau sopan santun.
BAGAIMAN METODE MEMPELAJARI ILMU HIKMAH DAN ILMU TASAWUF
Dengan puasa, zikir/wirid, amalan, doa, membaca ayat-ayat Qur'an, dengan mantra, sya'ir-syair yang dibuat para Ulama Hikmah atau yang didapat dari ilham para Ulama Hikmah atau dari ilham Ahli Tasawuf dan lain-lain.IImu hikmah, asal dia mengetahui ilmu tauhid itu sudah cukup. Yaitu mempelajari fatwa ulama khususnya dan Baginda Nabi Muhammad (saw). Ulama yang mengetahui rahasia ayat, doa dan sebagainya sehingga bisa mengobati orang, berani tirakatnya, harus puasa sekian kali dan sebagainya, siapa pun bisa asal siap mentalnya, bisa mempelajari llmu hikmah itu. Untuk memberi pengobatan atau pertolongan itu, dengan jalur ilmu hikmah. Seperti supaya dagangannya laris, dan sebagainya, itu bisa dicapai oleh siapa pun. la mengetahui, membaca ini atau itu, bisa dipakai untuk jimat. Kalau ditaruh di toko, Allah (Swt) akan membukakan rezeki yang lebih banyak, dan orang yang membeli juga banyak, sebab ada doa yang mengandung pengabulan hajat tersebut. Itulah ilmu hikmah, yang terkait dengan rahasia ilmu Al-Qur'an untuk dimanfaatkan manusia.
Bagi murid yang ingin belajar tasawuf maka wajiblah beramal dengan Islam, Maka tidak ada tasawuf kecuali dengan fiqih, karena kau tidak mengetahui hukum-hukum ALLAH Ta'ala yang lahir kecuali dengan fiqih. Dan tidak ada fiqih kecuali dengan tasawuf, karena tidak ada amal dengan kebenaran pengarahan (kecuali dengan tasawuf). Dan juga tidak ada tasawuf dan fiqih kecuali dengan Iman, karena tidaklah sah salah satu dari keduanya (fiqih dan tasawuf) tanpa iman. Maka wajiblah mengumpulkan ketiganya iman, fiqih, dan tasawuf .(Sumber kitab Iyqo-zhul Himam halaman 5).
Imam Malik berkata : Barangsiapa bertasawuf tapi tidak berfiqih maka dia telah kafir zindiq (pura-pura beriman), dan barangsiapa yang berfiqih tapi tidak bertasawuf maka dia telah fasik (berdosa) dan barangsiapa yang mengumpulkan keduanya (fiqh dan tasawuf) maka dia telah benar. (Sumber kitab Iyqo-zhul Himam halaman 6).
Jadi Tasawuf itu harus melalui Iman (akidah), Islam (syari'ah) dan Ihsan (Hakikat). Atau amal Syari'ah, Thoriqoh dan Hakikat. Maka Syari'ah adalah menyembah ALLAH, Thoriqoh adalah menuju ALLAH, dan Hakikat adalah menyaksikan ALLAH. Atau Syari'ah itu untuk memperbaiki lahiriah, Thoriqoh untuk memperbaiki bathiniah (hati), dan Hakikat untuk memperbaiki Sir (Rahasia diri).
Ada orang yang diberi kelebihan oleh Allah (Swt) berupa ahlak dan adab. la memiliki kemampuan weruh sakdurunge winarah, atau waskita, yaitu tahu sebelum kejadian. Bagi orang yang tahu, tidak akan berani berbicara sembarangan. la merasa malu kepada Allah karena mendahuiui kehendak-Nya.
Orang yang mencapai tingkatan tasawuf yang berakhlak dan beradab, akan mempergunakan tasawuf untuk menjaga diri dari perbuatan yang tidak menguntungkan. Seperti bagaimana membersihkan riya', atau bagaimana cara membawa wudlu yang maknannya bukan sekedar untuk menjalankan shalat tapi di luar shalat. Tapi bisakah wudlu itu, setelah menyucikan secara lahiriah, juga membuat suci batin. Ini hakikat wudlu dalam dunia tasawuf.
Apakah Kekuatan Luar Biasa Yang didapat dari mempelajari Ilmu Hikmah dan Ilmu Tasawuf?
Bisa saja ilmu hikmah terkait dengan karomah. Tapi sebenarnya karomah itu dikhususkan bagi waliyullah atas kedekatan seseorang di sisi Allah dan Rasul-Nya. Karamah bukanlah tujuan para wali. Tapi Allah (Swt) yang menganugerahkannya. Jadi, mau diberi karomah apa pun, kalau Allah (Swt) memberi, sekalipun tidak masuk akal bagi manusia, itu sangat mungkin terjadi. Karena Allah (Swt) tidak pernah terikat oleh akal manusia. Para wali mempergunakan karomahnya bila terdesak. Sekalipun mampu, namun karena malu, mereka tidak sembarangan menggunakan. Apalagi karena itu bukan tujuan. Mereka tidak membangga-banggakan karomahnya. Sewaktu-waktu bila terdesak dan sangat diperlukan, baru itu akan keluar.
Orang yang menjalankan ilmu hikmah diberikan karomah karena karomahnya ayat-ayat Allah (Swt), yaitu yang memiliki kandungan asrar (rahasia) luar biasa. Karena itu Allah (Swt) menurunkan karomah. Tapi hakikatnya bukan karomah si pelaku ilmu hikmah, melainkan karena pribadinya bertawasul kemudian mendapat karomah dari ayat-ayat tersebut. Sedangkan para wali tidak. Karomah yang mereka miliki langsung dari Allah (Swt), yang disebabkan karena penghambaannya kepada Allah. Itu perbedaannya.
Orang yang menjalankan ilmu hikmah diberikan karomah karena karomahnya ayat-ayat Allah (Swt), yaitu yang memiliki kandungan asrar (rahasia) luar biasa. Karena itu Allah (Swt) menurunkan karomah. Tapi hakikatnya bukan karomah si pelaku ilmu hikmah, melainkan karena pribadinya bertawasul kemudian mendapat karomah dari ayat-ayat tersebut. Sedangkan para wali tidak. Karomah yang mereka miliki langsung dari Allah (Swt), yang disebabkan karena penghambaannya kepada Allah. Itu perbedaannya.
Sumber :
- Kitab Iyqo-zhul Himam fii Syarhil Hikam cetakan dan terrbitan Al Haromain, Jeddah karangan Al 'Arif Billah Ahmad bin Muhammad bin 'Ajibah Al Husni.
- 40 Masalah Agama III, penerbit Pustaka Tarbiyah, karangan KH.Siradjuddin Abbas
- Mengenal Tarekat ala Habib Lutfi bin Yahya
Post A Comment:
0 comments:
Posting Komentar